-->

peternak lokal harus bersaing sengit dengan ayam impor


 Setelah Brasil memenangkan gugatan di WTO, mau tak mau peternak lokal harus bersaing sengit dengan ayam impor yang mana harga yang ditawarkan lebih murah


Ancaman Ayam Impor Brasil Vs Indonesia

Seperti yang dilansir dari Tempo, SigitPrabowo sebagai Dewan Pembina Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) menjelaskan secara garis besar bahwa impor ayam ras dari negara lain tak bisa dibendung lagi, setelah Indonesia mengalami gugatan yang dilakukan oleh Brasil di WTO. Dari hal ini maka Sigit menghimbau untuk melakukan kerja sama antara industri dan peternak mandiri. Upaya ini dilakukan untuk gerakan nasional.

Mengapa ayam impor bisa lebih murah dibandingkan lokal?

Penuturan Sigit kembali, dari Bisnis, 22 Juli 2019 bahwa persaingan ini yang mampu menghadapi yang besar.Mengapa demikian?Karena setidaknya yang besar mempunyai pakan pabrik dan breeding sendiri.Meskipun tidak memperoleh laba di penjualan broiler ataupun livebird, mereka bisa mendapatkan keuntungan dari pakan.

Menurut penilaian dari Sigit, jika peternakan lokal masih kurang efisien.Dampak kondisi tersebut memengaruhi harga produk yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga ayam impor.Salah satu penyebab harga tinggi yaitu tingginya harga jagung yang mana merupakan pakan utama ayam.

Dari mahalnya harga jagung yang menjadi terhambatnya produksi ayam ras dalam negeri, yang masih kalah dengan ayam impor.Selain itu, bibit ayam atau yang bisa dikenal dengan day old chick juga dengan harga mahal.

Tersiar kabar jika surat yang ditujukan ke Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, pada 17 Juli lalu, SinggihJanuratmokosebagai Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) mengutarakan keprihatinannya dari keputusan yang diberikan oleh WTO. Yang mana keputusan tersebut menyatakan bahwa Indonesia melanggar gugatan Brasil terkait importasi ayam ras dengan keturunannya.

Diantara 4 pelanggaran tersebut yaitu, pelanggaran aturan mengenai kesehatan, pelaporan realisasi mingguan importir, larangan dalam jumlah produk, dan penundaan penerbitan sertifikat kesehatan.Dari kondisi ini semakin berat dalam menahan masuknya ayam impor.

Setelah pemerintah Brasil berhasil memenangi gugatan yang dilayangkan terkait kebijakan Indonesia, mau tak mau peternak lokal harus bersaing sengit dengan ayam ras impor meskipun, tak sedikit peternak mandiri yang melakukan penolakan terhadap ayam impor, tak bisa dihindari lagi. Peternak lokal perlu merencanakan strategi jarak dekat untuk bisa tetap memperjual-belikan ayam lokal.

Seperti yang telah diketahui, bahwa ayam lokal mempunyai harga lebih tinggi karena harga pakannya yang tak kalah mahal.Untuk menekan harga ayam lokal, maka harga pakan ayam juga perlu dipertimbangkan kembali.

Perjalanan Antara Ayam Brasil Vs Indonesia

Jika ditelisik lebih jauh, ternyata perang dagang ayam impor Brasil Vs Indonesia bukanlah kisah baru.Brasil telah mengadu kepada pihak WTO sejak 16 Oktober 2014, karena Indonesia dinilai telah menghambat masuknya produk olahan daging beku dan olahan lainnya.Bahkan kasus ini sempat masuk dalam Badan penyelesaian sengketa.

Pada tahun 2016 lalu, Brasil kembali menggugat Indonesia dan melaporkan ke WTO.Pada saat itu, pemerintah bersikukuh dalam hal standar kehalalan terkait produk ayam dan daging ayam.Namun, pihak Brasil mengira bahwa hal tersebut merupakan perlindungan perdagangan Indonesia.

Brasil juga menggugat secara keseluruhan, importasi daging ayam, dan produk khusus lainnya.Brasil menilai jika poin-poin tersebut menghambat untuk mengekspor produk dan daging ayam masuk ke Indonesia.

Jadi itulah beberapa review keadaan ayam lokal yang harus bersaing sengit dengan harga ayam impor dengan harga lebih murah. Tampaknya peternak lokal dan pemerintah perlu merencanakan hal jitu supaya ayam lokal tetap melambung di negeri sendiri.


















































 Tersiar bahwa Nasa mengejutkan dengan temuannya, bumi tampil lebih hijau dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu, penghijauan Cina dan India jadi sebab?

Apakah benar jika Bumi tampil lebih Hijau karena Cina dan India?

Desas-desus kerusakan alam, eksploitasi besar-besaran, emisi gas karbon yang memprihatinkan, perubahan iklim yang tak menentu, seakan membawa bumi sedang dalam kondisi buruk. Namun, di tengah kondisi kurang baik tersebut, Nasa memberikan informasi menarik dan sejuk yang mana mengumumkan bahwa bumi saat ini tampil lebih hijau dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu.

Benarkah jika sumbangan terbesar berasal dari Cina dan India?Seperti yang dilansir daritirto, bahwa hijaunya bumi tampak mencolok dari Cina dan India.Yang mana Cina menyumbangkan 25 persen area hijau secara global.Estimasi penghijauan dari Cina datang dari lahan hutan dengan 42 persen dan lahan pertanian sebesar 32 persen.

Temuan Bumi Terlihat Lebih Hijau

Sedangkan India berkontribusi 6,8 persen. Di mana penghijauan disumbangkan dari lahan pertanian sebesar 82 persen dan sebagian kecil hutan dengan 4,4 persen. Hal ini diutarakan pula oleh Chi Chen, Departemen Bumi dan Lingkungan di Universitas Boston Massachusetts yang terlibat penelitian NASA, menjelaskan bahwa Cina dan India berkontribusi sepertiga dalam penghijauan. Meskipun luas dari dua negara tersebut hanya sembilan persen dari daratan planet

Hal ini merupakan temuan yang mengejutkan karena bumi mengalami degradasi secara signifikan, yang sering terjadi pada negara-negara berkembang karena eksploitasi yang berlebihan. Bisa dibayangkan, jika negara-negara lain juga peduli dan sadar akan penghijauan. Maka tidak menjadi ilusi semata untuk penghijauan bumi kembali.

Kedua negara tersebut setelah mengalami deforestasi pada tahun 1970-1980 an, mulai sadar dan melakukan penghijauan kembali.Cina sendiri mengupayakan untuk melakukan reboisasi untuk mengurangi erosi tanah, polusi udara, dan perubahan iklim.Sementara, Cina sendiri melakukan kampanye reboisasi untuk menggaet lebih banyak orang untuk sadar terhadap lingkungannya.Sedangkan, India pernah mengadakan acara menanam pohon yang memukau, di mana 800.000 orang menanam 50 juta pohon dalam waktu seharian.

Temuan Nasa ini telah dipublikasikan di Nature sejak 11 Februari 2019 lalu. Dalam penelitian ini Nasa menggunakan instrumen satelit yang bernama Moderror Resolution ImangingSpectroradiometer (MODIS) untuk mengamatasi vegetasi bumi dari jarak 50 meter dia tas permukaan tanah.

Selama 20 tahun, Nasa telah memotret keadaan di banyak belahan bumi sebanyak 4 kali dalam sehari. Bukti inilah yang sebagai bukti yang menunjukkan bahwa bumi lebih hijau dibandingkan pada tahun 1990an.

Penelitian Lain Yang Menyatakan Hal Serupa

Penelitian lain yang menggambarkan hal serupa yaitu, ZaichunZu, dkk dalam penelitiannya yang berjudul Greening of The Earth and its Drivers (2016) bahwa penemuan NASA bukanlah hal baru. Penelitian ini yang dipublikasikan pada 25 April lalu juga menunjukkan bahwa bumi terlihat cenderung lebih hijau pada 30 terakhir.

Temuan ini juga berpijak pada temuan peta vegetasi global dari rentang tahun 1985-2001 an yang mana memperlihatkan bahwa daerah yang konsisten berada dalam area hijau yaitu Australia, Afrika Tengah, Lembah Amazon, Amerika Serikat bagian Tenggara, dan Eropa. Sedangkan daerah yang berwarna cokelat sekitar 4 persen mengalami kegersangan yang berada di Barat Laut Amerika Utara, dan Amerika Selatan bagian tengah.

Perbedaan dari kedua penelitian tersebut yakni, jika NASA menilai terlihatnya penghijauan bumi karena faktor kesadaran peduli lingkungan dari Cina dan India untuk reboisasi, sedangkan penelitian Zu, dkk mengindikasikan jika faktor-faktor tersebut berasal dari perubahan iklim itu sendiri. Jadi itulah review mengejutkan bahwa bumi juga mengalami beberapa penghijauan di beberapa area. Maka itu, setiap orang perlu sadar untuk merawat dan menjaga lingkungan supaya kerusakan tidak memperparah kondisi degradasi bumi saat ini.




















































 Beberapa wilayah di Indonesia terindikasi mengalami kekeringan cukup panjang. Masyarakat dihimbau untuk bisa berhemat air bersih sebagai cadangan mendatang.

Cuaca Ekstrem Beberapa Daerah Di Indonesia Mengalami Kekeringan

Saat ini cuaca sedang tak menentu, kadang-kadang panas tetapi beberapa hari kemudian menjadi dingin. Atau kondisi berada pada cuaca yang ekstrem panas dan kekeringan.Belakangan juga banyak yang memberitakan jika beberapa daerah di Indonesia diperkirakan mengalami kemarau panjang.Untuk mengetahui informasi lebih lanjut baca berita selengkapnya.

7 Kecamatan kabupaten Bogor Mengalami Kekeringan Parah

Seperti yang dilansir di tempo, DedeArmansyah, sebagai Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengusulkan untuk siap tanggap 3 bulan mendatang indikasi cuaca ekstrem. Hal ini terhitung dari tangal 1-30 Agustus.

Selain itu, Dede juga menuturkan untuk menunggu keluarnya berita dari Badan Meteorolog, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang status awas terhadap kekeringan.Jika ditilik data menunjukkan bahwa kekeringan terparah di kabupaten Bogor terjadi di Kecamatan Jonggol.

Dari data tersebut, masyarakat perlu waspada dan mempersiapkan segala kebutuhan untuk menghadapi kekeringan cukup panjang.Hal ini serupa dengan pernyataan yang disampaikan oleh Dede, secara garis besar menjelaskan jika beberapa daerah mengalami tingkat kekeringan yang berbeda-beda.Namun, tetap diperlukan tanggap darurat secara keseluruhan.

Jika secara administratif perlu ada peningkatan, hal ini untuk mengerahkan usaha yang optimal dan merencanakan jalan yang bisa ditempuh dalam jangka pendek. Mungkin salah satunya dengan cara bekerja sama dengan pihak swasta.

Berdasarkan dari catatan BPBD, ada 7 kecamatan di Bogor yang terindikasi akan mengalami kekeringan parah, diantaranya yaitu Kecamatan Jonggol, Tanjungsari, Cariu, Tenjo, Gunung Sindur, Parung panjang, dan Rumpin. Dede juga memberikan penjelasan kembali bahwa pihaknya stand by untuk siap siaga membantu jika diperlukan drop air bersih.

Damak dari kekeringan ini akan berpengaruh pada ketersediaan air bersih dan kebakaran. Dede menghimbau masyarakat untuk tidak membakar sampah sembarangan selama 3 bulan ke depan, karena ditakutkan bisa memercikkan api besar ke benda lainnya. Masyarakat juga perlu memahami kondisi cuaca kekeringan musim ini.Untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa membahayakan bagi lingkungan.

Potensi Kekeringan Masyarakat Perlu Waspada

Selain daerah yang disebutkan di atas, daerah lain di Indonesia bisa jadi terindikasi dalam kondisi kekeringan pada bulan mendatang. Hadi Saputra sebagai Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Bogor, menjelaskan bahwa penetapan status tersebut hasil dari analisis curah hujan dalam 3 bulan yang akan datang. Selain itu, Hadi Saputra menjelaskan jika beberapa wilayah Jawa barat berpotensi mengalami kekeringan karena tidak diguyur hujan sama sekali.

Hadi menuturkan ada 12 daerah di wilayah Jawa Barat yakni Bogor, Bekasi, karawang, Subang, Purwakarta, Sumedang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Cianjur, Sukabumi, dan Indramayu. Maka masyarkat perlu mewaspadai sejak dini, beberapa caranya dengan menghemat air bersih untuk persediaan air selama bulan ke depan. Selain itu, dengan tidak menanam padi terlebih dahulu karena membutuhkan pengairan yang cukup banyak .potensi kekeringan ini bisa sampai November hingga beralih lagi ke musim hujan.

Salah satu penyebab dari cuaca yang tak mesti yaitu terjadinya EL Nino dalam kategori lemah. Yang mana kondisi mengalami perbedaan suhu, samudera pasifik dengan suhu lebih panas dibandingkan di daerah ini, sehingga menjadikan awan tidak terbentuk.

Jadi itulah review keadaan cuaca ekstrem yang menimpa beberapa wilayah di Indonesia. Kekeringan diperkirakan akan lebih lama dibandingkan tahun lalu, karena dari peninjuan tidak mengalami hujan. Oleh karena itu, masyarakat perlu berhemat air bersih untuk cadangan selama mengalami kekeringan.


















































 Gojek merubah logo yang mempunyai makna tersirat di dalamnya. Bahkan Gojek ingin melakukan ekspansi untuk menjadi Super App di Asia Tenggara.

Gojek Dari Masa Ke Masa

Siapa yang tak kenal dengan Gojek?Hampir semua orang pernah melihatnya atau bahkan menggunakannya untuk mengantarkan ke tempat tujuan.Gojek mempunyai cerita dari masa ke masa yang bisa membuat melongo.Berikut inovatif yang dilakukan Gojek untuk kenyamanan konsumennya.

Inovasi Gojek Merubah Logo

Saat ini, Gojek merubah logonya yang semula berupa logo ikonik motor dan sinyal, sekarang berganti denganSolv. Founder sekaligus CEO Gojek, NadiemMakarim menjelaskan bahwa solv merupakan tombol untuk semua.Bentuk logo baru ini menggambarkan kesolidan yang memberikan manfaat untuk semua.

Nadiem juga menuturkan jika logo ini secara garis besar mencerminkan semangat timnya untuk selalu menawarkan kemudahan dan cara cerdas untuk mengatasi tantangan hidup. Selain itu, bermanfaat pula untuk pendapatan yang tambah luas bagi mitra, menjadi peluang bisnis yang melejit bagi merchant, dan masih banyak lagi yang lainnya.

CEO Gojek menuturkan jika pergantian logo ini bentuk apresiasi bagi mitra yang menyediakan jasa layanan bersama ekosistemnya.Tampilan logo yang lebih universal, memberikan mitra dari berbagai layanan mempunyai akses perhatian dan kesempatan yang serupa.

Ia juga mengutarakan kebanggaannya terhadap mitra Gojek yang mampu berkembang dan maju di era digital. Berkat ini bisa menjadi andalan masyarakat kapanpun dan dimanapun. Para mitra juga berperan dalam melambungkan pertumbuhan ekonomi digital dengan membantu mempermudah kehidupan orang lain.

Makna Perubahan Logo Gojek

Berikut ini beberapa makna perubahan logo Gojek terbaru:

1.       Logo Baru Yang Menandakan Inovasi Super App

Perubahan logo baru dari Gojek menandakan bahwa Gojek bukan lagi perusahaan aplikasi transportasi online saja.Namun, saat ini Gojek telah menjelma menjadi sebagai super app. Memang pada awalnya, Gojek berperan sebagai layanan transportasi.Saat ini, Gojek telah mempunyai lebih dari 20 layanan yang dapat membantu aktivitas penggunaannya.

Lambang logo barunya berupa solv atau diartikan sebagai yang memecahkan masalah.Lambang Solv sendiri dirasa cocok karena tidak mengkhianati asal-usulnya, dan indikasi sebagai evolusi yang baru.Di mana gojek menjadikannya sebagai sebuah ekosistem.Oleh karena itu, maka terjadilah sebuah Solv.

2.       Ojek Menjadi Sektor Ekonomi Kuat

Jika menilik ke belakang, gojek didirikan pada tahun 2010 oleh NadiemMakarim dan Kevin Aluwi.Bahkan dulunya Gojek bernama Go Biz.Dulu, masih hanya mengandalkan layanan transportasidan call center. Lama kelamaanGojek bisa berkembang signifikan di negara sendiri.

Nadiem pun mengutarakan Gojek pada tempo dulu, di mana mereka belum mempunyai teknolgi dan pendanaan. Mereka hanya memiliki call center yang dinamai dengan Go Biz. Maka itu, Gojek menjadi sebuah gerakan tersendiri, tidak hanya menjadi perusahaan melainkan revolusi di bidang teknologi dan terlebih lagi di bidang kemanusiaan.

Gojek baru menyediakan mobile apps pada tahun 2015. Di mana mereka masih menyediakan 3 layanan yaitu Ojek Online (Goride), antar barang (GoSend), dan layanan pembelian di supermarket (GoMart). Saat ini Gojek berkembang dan sudah mempunyai 22 jenis layanan.

Jika dulu Gojek dimulai dengan 20 mitra pengemudi, sekarang sudah menembus angka 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu mitra merchant, dan 60 ribu penyedia jasa di Asia Tenggara.

3.       Gojek Menuju Super App Di Asia Tenggara

Sembilan tahun setelah didirikannya Gojek, kini Gojek siap untuk menjadi super app terbesar di Asia Tenggara.Kevin Aluwi sebagai CO-Founder Gojek mengatakan jika kini menjadi 3 aplikasi super yang mana super app bagi konsumen, driver, dan merchant. Jadi itulah review dari perubahan logo Gojek dan optimisme ekspansi ke Asia Tenggara.










































 Super App, Gojek maupun Grab santer terdengar persaingan pangsa pasar dari dalam negeri hingga Asia Tenggara. Keduanya sama didanai oleh para investor

Duel Pendanaan Antara Gojek Dengan Grab

Duel antara Gojek dengan Grab mulai santer terdengar terkait persaingan pangsa pasar seluas-luasnya dari dalam negeri sampai ke Asia Tenggara. Kedua super app tersebut beberapa kali mengalami bentrok supaya lebih unggul.

Persaingan Pendanaan Kedua Super App

Sudah diketahui oleh khalayak, jika kedua super app tersebut mempunyai jasa layanan yang hampirsama. Di banyak kota di Indonesia, keduanya saling perang harga untuk menggaet para konsumen. Keduanya sama-sama memangkas biaya dari naik mobil, motor, dan beberapa layanan lainnya.Ternyata, bukan masalah biaya jasa layanan saja, melainkan berkompetisi dalam hal pendanaan pula.

Bulan Juli 2019 menjadi bulan yang sibuk dan menggembirakan bagi Gojek.Banyak investor yang tertarik dan berduyun-duyun menanamkan modal besutan dari NadiemMakarim ini.Salah satunya yaitu Visa, yang mana merupakan perusahaan jasa keuangan multinasional asal Amerika Serikat.

Visa tersebut berada pada pendanaan seri F Gojek. Dana dari investor tersebut, rencananyaakan digunakan untuk ekspansi di Asia Tengara. Selain itu, kedua korporasi akan melakukan kolaborasi dalam pembayaran lebih inovatif bagi konsumen.

Seperti yang dilansir dari Businesstimes, Chris Clark, Presiden Regional Asia-Pasifik bahwa antara Visa dan Gojek mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan akses keuangan di Asia Tenggara. Pekan ketiga Juli ini Visa menjadi urutan kelima yang menjadi investor di Gojek.Empat sebelumnya ada Mitsubishi Motors, Mitsubishi Corporation, dan Mitsubishi UFJ Lease & Finance.

Tak tertinggal Siam Commercial Bank turut pendanaan serie F di Gojek.Namun, besaran nilai investasinya tidak dibeberkan baik dari Visa, Mitsubishi, maupun Siam.Sedangkan, penilaian dari Andre Soelistyo yang menjabat sebagai presiden Gojek menilai jika para investor percaya diri terhadap visi jangka pendek ataupun panjang dari Gojek.Para investor tampak yakin dan sangat kuat untuk mengembangkan teknologi baru di wilayah Asia Tenggara.

Di lain sisi, Grab juga tak kalah dalam hal pendanaan. Perusahaan yang berbasis di Singapura, bulan ini juga mendapatkan investor baru bagi pendanaan pada serie H. Investor tersebut diantaranya yaitu, Experian, yang mana merupakan perusahaan jasa keuangan dari Amerika Serikat.

Mana Yang Lebih Unggul Dari Keduanya?

Berdasarkan data dari Crunchbase, yang menjelaskan secara garis besar jika Grab mempunyai pendanaan yang tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan Gojek. Hingga awal Juli ini, Grab berhasil mendapatkan dana senilai 9,1 miliar dolar AS dari 44 investor.

Sementara Gojek tercatat mendapatkan pendanaan sekitar 3,1 miliar dolar AS dari 28 investor. Perusahaan asal AS yang paling banyak menanamkan modal di Gojek maupun Grab. Selanjutnya disusul oleh Cina, Jepang, Serta Singapura. Jika menilik dari besarnya pendanaan juga sejalan dengan cakupan layanan dari Grab, di mana Grab sudah beroperasi di delapan negara, diantaranya yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, Filiina, Myanmar, dan Kamboja.

Sementara Gojek beroperasi di lima negara, diantaranya yaitu, Indonesia, Vietnam, Filipina, Thailand, dan Singapura. Jika ditinjau dari cakupan negara yang telah terlayani, Grab mempunyai pangsa yang lebih besar daripada Gojek.

Terlepas dari siapa yang lebih unggul di pangsa pasar, yang juga menjadi arena dari dua investor tersebut, mitra bisnis dari keduanya yang memang mempunyai layanan yang hampir sama. Jika ditinjau dari sektor otomotif, Gojek didukung oleh Mitsubishi yang berasal dari perusahaan Jepang.Sementara, Grab juga didukung oleh Yamaha, Toyota, dan Honda. Perusahaan tersebut berasal dari negara yang sama yakni Jepang. Jadi itulah review persaingan antara Grab dan Gojek. Keduanya menargetkan hal sama untuk melakukan ekspansi di Asia Tenggara.


















































 Dari Tech in Asia menampilkan bahwa pengguna Spotify merangkak naik dari tahun ke tahun. Namun, jumlah pengguna tidak sejalan dengan penghasilan yang diperoleh.

Mengapa Spotify Yang Berada Di Puncak Mengalami Kerugian?

Seperti yang dilansir dari Tirto, laman Youtube Tech In Asia pada awal bulan Juni Lalu, mengunggah sebuah video yang memperlihatkan jika Spotify berhasil mencetak rekor dengan 100 juta orang yang menjadi langganan berbayar pada April 2019. Lantas, kondisi ini membuat Spotify berada di puncak atau bisa dibilang menduduki peringkat satu di Dunia.Meskipun demikian, Aplikasi streaming musik asal Swedia belum berhasil dalam memperoleh keuntungan.Mengapa begitu?

Data Pengguna Spofity Semakin Naik

Jika menilik catatan dari data statistik pengguna, Spotify berhasil menggeser Apple music dengan 60 juta pengguna layanan berbayar per Juni 2019.Spotify banyak diminati oleh para pengguna, setelah melakukan promosi di negara Amerika dan Kanada, diantaranya seperti paket langganan keluarga, ekspansi ke perangkat Google Home Mini, dan paket streaming daring hulu.

Masih dari Tech in Asia, dikabarkan jika Spotify dari tahun 2016 bahwa pengguna premium atau berbayar terus meningkat. Berdasarkan laporan kuartal I/2019 dari Spotify menunjukkan jika ada 100 juta pelanggan premium dan 217 juta yang menjadi pengguna aktif bulanan. Dari catatan pula, jika tahun 2018 mencapai 96 juta pengguna aktif dan pengguna aktif bulanan menempuh angka 207 juta. Di tahun tersebut, Spotify menyentuh angka 48 juta pengguna dan 124 juta pengguna aktif bulanan.

Sekarang ini, Spotify sudah mencakup 97 negara, di mana aplikasi ini lebih terkenal di Eropa dan Amerika. Benua biru menempati 37 persen pengguna aplikasi ini, 30 persen berada di Amerika Utara, 32 Persen di Amerika Latin, dan 11 persen di wilayah Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Australia.

Sedangkan di wilayah Asia, Spotify masih kalah dengan pesaingnya yaitu Joox. Dari penelitian studi ISPOS pada tahun 2017 dengan judul ‘Targeting Millenials using Music Streaming Apps’, di mana di Indonesia Joox menempati urutan ke 14, di Malaysia berada di urutan ke 9, Joox di Thailand berada pada peringkat 5, menempati urutan ke 9 di Hongkong berdasarkan aplikasi yang banyak diinstal di ANDROID atau IOS. Di sisi lain, Spotify menempati urutan yang lebih jauh yakni, posisi ke 84 di Indonesia, ke 35 di Malaysia, menempati urutan 54 di Thailand, dan urutan ke 28 di Hong Kong.

Mengapa Spotify Mengalami Kerugian?

Terlepas dari jumlah pengguna Spotify di wilayah Asia, ternyata antara pengguna aplikasi dengan pendapatan tidak sejalan. Pada catatan kuartal I/2019, Spotify mengalami kerugian sebesar 142 juta Euro. Namun, kerugian ini lebih baik jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 169 juta euro.

Masih dalam Tech In Asia, mencatat jika Spotify merupakan pihak ketiga yang menjual konten dari label rekaman, tetapi label rekaman merupakan hak koleksi musik dari musisinya. Dari hal tersebut, model bisnis yang dijalankan oleh Spotify membuatnya harus membayar royalti.Selain itu, perlu membayar kontribusi kepada label rekaman, pihak penerbit, dan tak lupa ke pemegang hak streaming musik pada pelanggan.

Seiring bertambahnya jumlah pengguna premium, maka jumlah pendapatan yang diperoleh juga meningkat.Namun, jumlah pengguna premium tersebut juga membuat pihak Spotify harus mengeluarkan biaya yang tinggi pula.

Jadi itulah beberapa review dari aplikasi streaming musik yang menjadi nomor satu di dunia, tetapi belum sejalan dengan penghasilan yang diperoleh. Berdasarkan dari Tirto, supaya Spotify tidak mengalami kerugian secara terus menerus maka bisa mengadopsi seperti Netflix, yang mana bertindak sebagai label rekaman dan menghasilkan konten sendiri. yang laporkan oleh Bursa Togel