-->

Bagi siapa yang menolak pemilu Italia, Model ini akan memberikan layanan Oral Seks

Jejak Aktual - Seorang Model berkebangsaan Italia belum lama ini menawarkan jasa layanan oral seks kepada siapa saja calon voters yang menolak Referendum Italia. Dialah Model bernama Paola Saulino, berusia 27 tahun yang sekarang ini tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat. Pada bulan Desember lalu Paola membuat tour yang bernama POMPA TOUR. Dalam langkah Tour ini Paola mengatakan kepada para fans nya untuk berani menolak Referendum Italia.

Pompa Tour merupakan rangkaian acara penolakan terhadap Referendum Italia. Dan Paola mengatakan siapa saja yang menolak langkah Referendum Italia, maka dia akan menjanjikan serangkaian acara Oral Seks kepada para penggemarnya. Pompa dalam dalam bahasa Italia adalah bahasa Slang atau bahasa Vulgar untuk Oral Seks. Paola juga sering membuat gambar provokatif, dan sering memposting gambar dia di Instagram dengan memegang pisang ataupun lolipon, tanda dia sedang ingin melakukan oral seks.

Pompa Tour menuai banyak pro dan kontra banyak yang mendukung aksi ini dari kalangan Fans Paola, dan juga banyak yang mengecam aksi ini, dan banyak juga yang mengatakan bahwa Paola sedang mencari pencitraan dan mengejar popularitas. 

BAGI SIAPA YANG MENOLAK REFERENDUM ITALIA, MODEL INI AKAN MEMBERIKAN LAYANAN ORAL SEKS

Paola sering mengupload foto-foto seksinya di instagram, banyak dari Netizen sering membully nya dan tak sedikit juga banyak yang mendukungnya. Paola mengatakan dia sangat menyukai aktivitas oral seks. Sebelum Paola memberikan tantangan oral seks kepada para fansnya, sebelum itu juga ada artis Madona yang mengelar tindakan yang sama. Madona juga mengatakan kepada para fansnya di akun Instagram nya, dan berjanji kepada para fansnya bagi siapa saja yang nge vote Hillary Clinton pada capres 2016 lalu, akan mendapatkan layanan oral seks darinya.

Dan juga datang dari mantan artis film porno Mia Khalifa. Mia sendiri juga pernah mengatakan akan melakukan layanan oral seks kepada para fansnya yang vote Donald Trump pada pemilihan capres AS 2016 lalu.