Kalau membicarakan soal social media, hal pertama yang terlintas di pikiran mungkin Facebook. Atau mungkin kita akan langsung terpikir Twitter, Path, Instagram, atau Periscope. Tapi tahukah bahwa ada sejumlah social media yang dulu sangat populer sebelum Facebook tercipta. Di sekitar tahun 90an hingga awal 2000an, ada setidaknya lima social media besar yang sangat menyita perhatian para pengguna internet.
Seiring perkembangan zaman dan makin canggihnya teknologi, cara orang berkomunikasi pun berbeda. Jejaring social media pun dibuat dan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan para penggunanya. Sehingga social media yang tak bisa mengikuti perkembangan zaman bisa cepat tersingkir dan tergantikan oleh social media yang baru. Berikut ini ada lima social media yang dibuat sebelum Facebook. Ada yang masih bertahan tapi ada juga yang sudah meredup dan menghilang.
1. mIRC : “asl plz”
Buat kamu yang dulu hobi ke warnet untuk chatting menggunakan mIRC pasti sudah tak asing dengan istilah “asl plz” atau “asl pls”. Biasanya kalimat itu kita gunakan saat baru berkenalan atau ingin mengenal seseorang yang baru. Asl singkatan dari age, sex, location dan pls/plz singkatkan dari please. Kalau kita merasa usianya cocok biasanya kita akan melanjutkan obrolan dan bisa berujung kopi darat.
Tahukah kapan mIRC ini dibuat pertama kali? Media sosial yang satu ini dibuat sejak tahun 1995. Wah, lama sekali ya. Media ini memang menyenangkan untuk bisa mencari teman sekaligus berkenalan dengan orang-orang baru dari berbagai belahan dunia.
2. Friendster, Seru Bisa Gonta-Ganti Wallpaper
Sebelum Facebook muncul, Friendster merupakan media sosial yang paling hits. Hanya dalam waktu tiga bulan sejak kemunculannya, sudah ada tiga juta pengguna aktif per bulannya. Didirikan oleh Jonathan Abrams, Friendster sempat akan dibeli oleh Google dengan harga 30 juta dolar. Namun, Jonathan memilih untuk mengambil investasi modal ventura dan berusaha untuk mengembangkan perusahaannya sendiri.
Kalau dulu kamu pernah jadi pengguna aktif Friendster, pasti pernah merasakan serunya bisa gonta-ganti wallpaper atau template. Saling bertukar testimoni di halaman Friendster pun jadi hal yang sangat menyenangkan. Sayangnya, Friendster tak bisa mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan para penggunanya yang begitu cepat. Hingga akhirnya Friendster makin lama makin meredup. Sempat diubah sebagai penyedia online game tapi tampaknya tak mengalami kemajuan dan kini Friendster masih sedang berusaha mencari inovasi baru.
3. myspace, Media untuk Mempromosikan Hasil Karya Musik
Para pecinta musik pasti cukup familiar dengan media sosial ini. Myspace ini didirikan tahun 2003 oleh Tom Anderson dan Chris DeWolf bersama rekan-rekannya. Mereka menciptakan myspace karena mulai kesal dengan infrastruktur Friendster yang kurang. Sehingga myspace dibuat dengan lebih memfokuskan pada aspek infrastruktur dan skalabilitas.
Tahun 2006, myspace sudah memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif per bulannya. Kemudian NewsCorp membeli myspace dengan harga 580 juta dolar. Nilai perusahaan pun melejit di tahun 2007 ketika situs tersebut berharga senilai 12 miliar dolar. Luar biasa! Sayangnya, di tahun 2007 itu juga myspcace kehilangan banyak penggunanya yang mulai beralih ke Facebook. Baru-baru ini, myspace dibeli seharga 35 juta dolar dari NewsCorp oleh Specific Media dan Justin Timberlake mengambil kepemilikannya. Myspace pun diubah sebagai platform musik dan TV, serta baru merilis Mypace TV.
4. Second Life
Mungkin media sosial yang satu kurang populer di Indonesia. Tapi cukup menarik juga untuk diketahui. Media sosial ini dirilis tahun 2003 oleh Linden Tab. Tujuan dibuatnya adalah agar para pengguna bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia maya. Juga bisa membuat para penggunanya bekerja atau terlibat di berbagai aktivitas online dengan menggunakan avatar.
Second Life bisa membuat para penggunanya memiilki kehidupan kedua. Terlepas dari kehidupannya di dunia nyata, para penggunanya bisa memiliki kehidupan di dunia maya yang seru dan menyenangkan. Bahkan penggunanya bisa lebih merasa nyaman “hidup” sebagai avatar daripada dirinya sendiri. Sampai ada yang rela keluar dari pekerjaannya di dunia nyata karena lebih bahagia dengan kehidupannya di dunia maya. Ketidakstabilan infrastruktur perusahaan itu sendiri ditambah dengan banyaknya pengguna yang beralih ke Facebook, Second Life makin meredup dan kehilangan gaungnya.
5. AOL, Dulu Pusatnya Berinteraksi di Dunia Maya
Buat yang dulu sudah punya komputer di pertengahan tahun 90an, pasti kenal dengan AOL. AOL dulunya merupakan pusat berinteraksi di dunia maya. Ruang chatting yang seru, AOL Instant Messenger (AIM) membuat para pengguna internet bisa merasa lebih akrab berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain.
Tahun 2001, AOL dan Time Warner menjalin kerja sama dan menjadi sebuah perusahaan media. Namun, itu menjadi bencana tersendiri dan jadi salah satu fenomena terburuk di sepanjang sejarah bisnis. AOL tak bisa mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang cepat, sehingga kehilangan taringnya di jejaring media sosial. Kini, AOL lebih dikenal sebagai perusahaan media dan periklanan sekaligus pemilik properti seperti The Huffington Post.