Kemerdekaan negara Indonesia tidak lepas menurut sosok-sosok pahlawan yg rela berkorban mempertaruhkan nyawanya untuk terbebas dari penjajahan. Seorang pahlwan nasional memang dikenal mempunyai jiwa juang yang sangat tinggi.
Namun, tidak hanya itu para pahlawan nasional juga poly dikenal memiliki paras yg tampan. Sayangnya, dikala usianya yang masih terbilang relatif belia, beberapa diantara mereka harus gugur pada perang melawan penjajah demi merebut kemerdekaan.
1. Ir. Soekarno
Presiden pertama Indonesia ini memang dikenal memiliki sikap kepemimpinan yg tegas dan sangat pandai . Namun, tidak hanya itu Bung Karno jua dikenal mempunyai wajah yg begitu tampan dan berkarisma, bahkan menggunakan mendengarkan suaranya saja mampu menggetarkan hati. Maka tidak heran sampai sekarang sosok Bung Karno tetap terkenang dan tak terlupakan sang seluruh warga Indonesia.
2. Pierre Tendean
Pahlawan bernama lengkap Pierre Andreas Tendean ini lahir di Jakarta pada lepas 21 Februari 1939, wajah tampan nya ternyata turunan menurut oleh mak yang berkebangsaan Perancis. Namun, sayangnya di usianya yg ke 26 tahun beliau harus gugur di medan perang ketika bertugas, yang kala itu beliau menjabat menjadi seorang perwira Militer Indonesia yang menjadi salah satu korban peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965.
3. Soeprijadi
Pahlawan tampan selanjutnya ini memiliki nama lengkap Sadancho Soeprijadi yang lahir di Trenggalek, Jawa Timur pada 13 April 1923. Soeprijadi merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dan pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Keamanan Rakyat kala itu, namun sayangnya hingga kini bagaimana dan di mana Supriyadi wafat, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
4. Daan Mogot
Pahlwan muda ini dikenal dengan sosok yang gigih, cerdas dan pemberani. Buktinya di usianya yang terbilang cukup muda yakni 17 tahun, ia mampu mendirikan sekaligus menjadi Direktur Pertama Akademi Militer Tanggerang (MAT). Namun tak selang beberapa tahun, ia gugur di Hutan Lengkong, di selatan Kota Tanggerang, dalam pertempuran melawan tentara Jepang.